Skip to main content

Ingatan Filsafat: Insan Kamil 2 (Ibnu Arabi)


Ingatan Filsafat: Insan Kamil 2 (Ibnu Arabi)
Oleh: FF

Sekian lama WFH membuat banyak godaan untuk lanjut belajar dan membaca (pada dasarnya saya pemalas). Membahas tentang Insan Kamil namun ini merupakan versi Ibnu Arabi, saya juga tidak paham apa yang membuat ini terjadi perbedaan namun dengan filosofi yang sama pada Insan Kamil versi Iqbal. Oh iya ini versi lebih tuanya, sebab duluan ini daripada Iqbal.

Perbedaan yang paling kentara ialah tentang eksistensialisme Ibnu Arabi yang memang kental akan kebebasan atas nafsu dan pelepasan atribut akan duniawi, sedangkan Iqbal seperti ingatan saya sebelumnya. Justru kebebasan atas dunia ini Insan Kamil harus mengurusi dunia juga, jadi imbang. Btw Iqbal juga terpengaruh oleh Nietzsche jadi kaya bersi Syariah. 

Namun saya tidak akan membahas kenapa berbeda, justru menurut saya perbedaan ini yang menjadikan kaya. Lagi pula pada intinya itu sama.

Insan Kamil di sini seperti manusia ialah sebagai khilafah, tahapan teratas dalam fase kerohanian manusia. Bisa dilatih dengan beragam tahap yang sulit bagi manusia akal di zaman modern seperti ini, namun juga ada yang karena terpilih oleh Allah SWT dengan kekuasaan-Nya. 

Menurut Ibnu Arabi manusia ialah ringkasan cahaya Allah. Segala aspek diringkas menjadi manusia. Allah mau dia dikenal dengan pencarian kita sebagai manusia. Manusia bisa menciptakan (seperti buat teh mobil, hp dll). Tapi bisa juga lebih rendah dari itu masuknya ke insan hayawan. Sesungguhnya manusia itu tidak ada adanya ialah Allah SWT. Sifat-sifat keduniawian yang menjebak manusia sulit menyatu kembali dengan Allah SWT.

Ibnu Arabi juga menolak akan penciptaan yang tiba-tiba Deus Ex-Nihilo. Karena bagi beliau ada Nur Muhammadiyah di mana ini akan melimpah dengan teori emanasi.Oh ya, Insan Kamil ini juga akan ditemani oleh beberapa wali sufi di seluruh dunia baik Timur dan Barat. Mereka ada sebagai penyeimbang dunia, bila insan kamil tidak ada maka saatnya dunia kiamat. Singkatnya seperti itu ingatan saya.
Terimakasih.

Comments

Popular posts from this blog

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d