Di antara jalan yang kau tempuh kini,
Apakah batas itu masih membekas?
Ku hampiri kau dalam diam,
Adakah jejak yang menuai resah?
Kini aku mencarimu
Di sudut ruang-ruang Jakarta, pertengahan Sudirman hingga tapal batas ruang-ruang ujung menara,
Berharap ada gemercik air yang membawa bisikmu, bisikmu..
Di persimpangan-persimpangan Tegal Rotan, Bintaro, di antara beton-beton mulia, sibuk manusia-manusia dengan keringatnya.
Adakah kata darimu yang tertinggal?
Bunyi darimu kutangkap kemudian kau maksudkan ialah bising sekelebat,
Dalam ekstase ku kini, hanya terdapat kumpulan bunyi berdetak yang kuartikan bahasa cinta,
Salahkah, bila ini jalanku kembali menemukanmu?
Dalam bingkai-bingkai yang masih saja ringkih dan pilu,
Dariku adalah puncak pengabdian terindah yang ikhlas,
Diujung rindu jalan bintaro kini,
Semua yang fana hanya untukku,
Semua yang abadi hanya untukmu,
Kekasihku.
Apakah batas itu masih membekas?
Ku hampiri kau dalam diam,
Adakah jejak yang menuai resah?
Kini aku mencarimu
Di sudut ruang-ruang Jakarta, pertengahan Sudirman hingga tapal batas ruang-ruang ujung menara,
Berharap ada gemercik air yang membawa bisikmu, bisikmu..
Di persimpangan-persimpangan Tegal Rotan, Bintaro, di antara beton-beton mulia, sibuk manusia-manusia dengan keringatnya.
Adakah kata darimu yang tertinggal?
Bunyi darimu kutangkap kemudian kau maksudkan ialah bising sekelebat,
Dalam ekstase ku kini, hanya terdapat kumpulan bunyi berdetak yang kuartikan bahasa cinta,
Salahkah, bila ini jalanku kembali menemukanmu?
Dalam bingkai-bingkai yang masih saja ringkih dan pilu,
Dariku adalah puncak pengabdian terindah yang ikhlas,
Diujung rindu jalan bintaro kini,
Semua yang fana hanya untukku,
Semua yang abadi hanya untukmu,
Kekasihku.
19.04.19
Comments
Post a Comment