Skip to main content

Review Film Kucumbu Tubuh Indahku



Review Film Kucumbu Tubuh Indahku
Oleh: Garin Nugroho
Film yang bercerita tentang potrait Juno dalam menghadapi hidupnya dari kecil hingga dewasa dengan konsep alur Flashback dna Break 4th The Wall sukses membawa Film Indonesia ke tahap baru (bila peka).
Yups dulu dosen saya bilang, carilah Film Indonesia yang otentik seperti film India yang sudah menemukan keotentikan dalam meramu film, sehingga kultur bisa meramu jati satu. Kok bisa? Yup Sinema Feature Indonesia memang banyak tapi soal menggali potensi kultur yang ada di Indonesia sangat sedikit, paling2 film Indonesia hanya merefleksi budaya barat dalam bertutur secara naratif dan keseluruhan mise en scene. Saya teringat kembali kata dosen tersebut setelah menonton film ini. Menurut saya om Garin Nugroho yang sudah lama berkecimpung menjadi seniman film/sineas telah berhasil membuka warna Film Indonesia yang otentik meskipun melalui jalur Art House, menurut saya wajar sebab dalam sejaran sinema pun bentukan Hollywood merupakan kelahiran dari experiment film Art dibawa menjadi sajian karya yang mudah ditonton untuk kalangan umum. Beberapa hal yang membuat saya bilang menemukan film Indonesia adalah:
- Narasi, ya narasi di sini begitu personal,pelan dan dalam. Bagaimana Juno berproses menjadi Juno yang kini, bisa disimpulkan dari pengalaman empiris masa kecilnya. Bercerita mengenai nilai filsafah jawa mengenai tubuh (materi) mikrokosmos, dan makna dari seni tari adat jawa (tari lengger) berbicara soal hidup. Tiap adegan selalu penuh makna dan cerita. Itulah sejatinya manusia terbentuk sikapnya. Film ini pun tidak banyak ngomong secara verbal, sebab kata dikeluarkan secara seperlunya efektif dan efisien di film ini komunikasi verbal tidak banyak diperlukan dalam komunikasi kepada penonton sebab bahasa gambar di film ini sudah sangat kaya melalui semiotika yang ada.
- Sinematografi, pengambilan gambar yang cenderung long take membentuk afeksi pada penonton berupa kedalaman bertutur tokoh di dalam frame. Dengan pengambilan Obyektif di cerita flashback Juno, mengajak penonton untuk menilai sendiri segala argumentasi visual yang diceritakan. Sedangkan pada pandangan Break 4th the wall, penonton seolah mendengar curhat Juno dewasa tentang bagian plot2 yang disajikan dengan gaya "menggurui" tapi berbobot dengan semiotika yang dibahasakan karakter Juno dewasa.
- Akting, luar biasa, super, dan keren. Film ini tidak banyak bertutur secara verbal tapi bahasa tubuh yang mampu diserap penonton. Gerak tubuh yang menjadi simbol komunikasi. Dan itu luar biasa.
Sekali lagi, film ini mampu menghadirkan bobot aspek kultural, filsafah, ideologis, hingga seni itu sendiri dalam satu naratif. Jika seperti ini, maka saya semakin positif dengan perkembangan Film Indonesia kedepannya, bukan Film rasa Hollywood yang diindonesiakan. Dari menit pertama sampai akhir saya kenyang dalam setiap aspek produksinya. Secara hiperbola film ini mampu melawan Film Hollywood menurut saya, sebab nilai tradisi kultural Indonesia yang cenderung berisi nilai falsafah Jawa, yang kaya makna. Berbeda dengan budaya "Barat" yang tradisinya bisa dianggap dibuat2 dan posivistik.
Terimakasih
(20.04.19)

Comments

Popular posts from this blog

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d