Perangainya bak bidadari
Gemulai, lembut enggan disakiti
Pendusta mampu menjadi gila karenanya
Selalu ada alasan untuk memujinya
meski nanah dan darah sempat terhirup keduanya
Masih kau anggap dia kapas?
Yang mampu kau tiup?
Perlahan sukmamu habis
Karena dibawanya
Sampai kau meringis
Dialah sutra yang tak pernah kau sadari.
Jika jarak, waktu, rindu bertumpuk jadi satu. Teruntuk Tuhan dan ciptaannya, tak dapat dirasa oleh mata dan diraba oleh sentuhan. Maka jemarilah yang bertindak mewakili isi hati.
Comments
Post a Comment