Oleh Ageng Indra
Akhirnya saya bisa baca buku lagi di sela-sela "sok" sibuknya diri ini. Jadi, buku ini adalah buku terjemahan dari beragam pikiran penulis luar yang diterjemahkan oleh teman saya satu sekte @AgengIndra . Pertama saya apresiasi dulu, akhirnya punya buku lagi, goks.
Oke, sampe sini aja. Jadi intinya buku ini mempertanyakan apakah membaca buku fisik masih relevan ketika budaya membaca bacaan fisik mulai berkembang ke berbagai media, mulai dari pdf, e-reader, sampai audio buku. Akankah manusia sudah malas dan merasa kuno membaca buku fisik?
Yak, buku ini berisi 3 pikiran penting orang-orang mahsyur (sepertinya, karena aslinya saya juga tak kenal mereka siapa) yang bercerita bagaimana medium bacaan fisik ini relevan pada zaman ini atau tidak. Pikiran intinya, silahkan baca sendiri karena tulisannya menarik, sampai2 saya selesainya cuman 2-3 jam sahaja.
Ibarat kata, buku mirip bernasib seperti radio. Di tengah gempuran youtube audio, podcast dll akankah Radio mati? Atau mirip kaya TV saat ini yang akan mati? Ternyata tidak, menurut saya. Sebab berkembangnya budaya transfer informasi/imajinasi kolektif mempunyai ranah pasarnya sendiri-sendiri. TV mungkin buat ibuk2 yang di rumah atau di warkop yang setelannya untuk kaum urban menengah ke bawah yang tidak punya akses ke internet. Radio untuk pendengar di jalan raya yang berkutat dengan perjalanan.
Buku ini mencoba menelusuri semacam itu, tapi lebih asyik.
Silahkan dibeli di Shopee atau penerbit pocer atau hubungi saya kawan saya itu. Terimakasih
Comments
Post a Comment