Akhirnya pengah di dada tak pernah usai,
Bagian jemariku tak bisa mengecup dan mengucap kata,
Ah, seandainya kau bisa terlihat dan tersentuh,
Seandainya, selalu kemustahilan itu menguap dalam imaji rasa,
Perihal kau, kepalsuan hati dan ego membuat ku mati,
Oh jasad, ku telah mati nisanmu bernafas,
Kekasih, kau selalu hilang dalam mataku, senyap dalam udara,
Di liang ini hanya terpejam untuk melihatmu, memandangmu dalam ekspetasi rasaku nan kerlap kerlip,
Di dalamnya aku kecup dirimu dalam-dalam, bukan bibirmu namun tepat jiwamu,
Biarkan ku tenggelam di dalam sana, patah hati, jatuh hati, dan tersiksa dirimu,
Dan aku hilang, hilang, menjadi dirimu
Bagian jemariku tak bisa mengecup dan mengucap kata,
Ah, seandainya kau bisa terlihat dan tersentuh,
Seandainya, selalu kemustahilan itu menguap dalam imaji rasa,
Perihal kau, kepalsuan hati dan ego membuat ku mati,
Oh jasad, ku telah mati nisanmu bernafas,
Kekasih, kau selalu hilang dalam mataku, senyap dalam udara,
Di liang ini hanya terpejam untuk melihatmu, memandangmu dalam ekspetasi rasaku nan kerlap kerlip,
Di dalamnya aku kecup dirimu dalam-dalam, bukan bibirmu namun tepat jiwamu,
Biarkan ku tenggelam di dalam sana, patah hati, jatuh hati, dan tersiksa dirimu,
Dan aku hilang, hilang, menjadi dirimu
09-Okt-18
Comments
Post a Comment