Skip to main content

Sekumpulan Abstraksi Tentang Cinta



Ini merupakan abstraksi pengertian saya tentang cinta yang sengaja saya rekam di blog ini sebagai pengingat saya sendiri, dan ini merupakan bekas chatingan dengan teman-teman saya di group chatting.


Bicara soal cinta emang cukup rumit, kayak orang mendefinisikan hantu. Islam dalam memandang cinta itu sebaga Hub, Muhabbah (Cinta mendalam kepada Allah). Aku juga tidak bisa mendefinisikan cinta tahap Muhabbah. Mungkin bisa tanya para Sufi, karena saya masih merasa masih belum sampai situ. Kaum Sufi rata2 menyebut kaum kita itu Muslim Hayawani (Ibadah yang secara termologisnya hanya sebatas surga dan neraka).
Pada dasarnya manusia itu memiliki hasrat memiliki hidup yang sempurna. Sempurna dalam arti dinamis bukan statis. Bagaimana menjemput kesempurnaan? Manusia menghindar dari hal-hal yang merugikan dirinya dan berharap mendapatkan suatu nilai yang bisa membuat dia merasa nikmat. Jadi dalam tahap ini manusia membutuhkan kenikmatan untuk mencapai kesempurnaan.
Cinta menjadi idiom unik dalam mendapatkan kesempurnaan. Berdasarkan buku Imam Al Ghazali Cinta itu kemudian masuk ke dalam insan manusia dalam bentuk kenikmatan, kemudian dia senang mendapatkan kenikmatan2 itu, contohnya seperti orang yang baik ke kita, orang yang menolong kita, dan orang yang kita cintai (insan).
Tapi dalam masyarakat kontemporer yang paling naik daun adalah cinta kepada insan lain (romantisme). Padahal masih ada satu yang sejati cinta itu yaitu tentang Muhabbah, tapi cinta ke insan lain juga bisa dikembangka jadi Muhabbah.
Gimana yah, bingung jelasinnya kalo enggak ngomong secara langsung. Bisa jadi dari buku bacaan ku cinta itu adalah buah dari kebudayaan. Mungkin secara tidak sadar kita bisa menyukai orang lain karena terdapat nilai-nilai yang ada pada wanita itu yang kita enggak sadar. Nilai-nilai itu terbentuk dari pengalaman hidup sebelumnya, atau bacaan, atau music, atau keluarga, atau orangtua, pokoknya bisa darimana aja. Sehingga terbentuk nilai-nilai yang bisa mengantarkan dia pada cinta pada orang lain. Ingat nilai-nilai tersebut bukan cinta, tapi pengantar dari implikasi nilai2 yang pernah diperoleh. Tapi sayangnya, zaman sekrang agak melenceng terhadap nilai-nilai tersebut, yaitu cinta capital. Kenapa? Karena ideologi kehidupan kita sudah merasuk pada budaya liberal kapitalisme. (kok melebar? Mari kita saksikan seksama)
Cinta menurut budaya kontemporer cosmopolitan saat ini adalah pertukaran nilai yang sebanding antara laki-laki dan wanita. Jadi, apa yang orang-orang cari adalah pertukaran sebanding, dengan apa yang dia miliki. Kayak dia pinter mau sama yang pinter biar dia bisamendapatkan sesuatu yang sebanding dengan orang itu. Atau orang kaya sama orang cantic, karena mereka merasa itu ukuran sebanding dalam menikmati hasrat. Tapi cinta kapitalis ini lupa dengan cinta sejati… cinta muhabbah, mereka hanya mencintai nilai-nilai yang Nampak berupa materi dan hasrat, bukan kedalaman batin. Sehingga jika nilai-nilai itu hilang maka cinta itu akan hilang dan berujung rumah tangga yang retak. Makanya dari sini cinta itu karena berbeda pondasi awalnya. Ada yang Agama, ada yang Materi, ada yang Adat. Bahkan ada percampuran dari beberapa nilai barusan.
Ribet ya? Emang meskipun penjelasanku masih ada salahnya tapi cukuplah untuk sedikit menjelaskan. Tapi kalo cinta yang bener2 murni, itu seperti cinta pertama. Ketika kita gak kenal dengan kekayaan atau mengenal apa yang kita dapatkan. Mungkin kalian pernah merasakan cinta pertama, itu yang benar2 murni. Kalo aku sih pernah hehehe, jadi seperti video Jalaaludi Rumi di atas. Cinta murni itu seperti itu, kita melakukan apa aja IYA maunganter kemana aja IYA, mau berusaha bahagiakan dia IYA. Itu dia tanpa ada mikir embel2 untung rugi… makanya berbahagialah orang yang sudah berpacaran sejak dari sekolah atau dengan cinta pertamanya (senggol bang @Alief) hahaha…
Nah kalo cinta sejati itu proses perjalananya, dan pasti akan berujung pada cinta Muhabbah kepada Allah. Sejatinya kita hanya menemukan titik2 cinta kepada Allah melalui alam, indahnya Alam, mendapatkan rizki, dan bertemu orang yang di cintai (ini potongan besar dalam menemukan cinta kepada Allah). Jadi titik2 itu jika kita berpikir secara mendalam itu berujung pada Allah, sebabnya? Yang pernah kita bicarakan tentang takdir. Takdir itu sudah ditulis di Ar Arsy. Jadi apa yang kita temukan setiap detik itu adalah teguran, sapaan, bentuk cinta, amarah Allah kepada kita. Bisa jadi apa yang aku jelaskan adalah ridho Allah kepada kamu ndra. Tapi ridho ini belum tentu positif bisa jadi negative. Selayaknya Iblis yang dibolehin menggoda manusia oleh Allah swt, tapi tidak di ridhoi. Jangan lupa Syariatnya juga dijalankan hehehe…
Kalo yang tadi membahas sedikit (maaf kalo ada keliru dan benarnya, bisa dikoreksi) tentang menjemput cinta kepada Allah. Nah ini ada hubungannya dengan menikahi dengan orang yang tidak dicintai. Sepertinya sudah aku sampaikan lewat lagu “Nikahi aku karena Allah, Cintai aku karena Allah”. Orang yang sudah berkeinginan atau tahap mencintai Allah, pasti menikuti Firman dan Sunnah. Jika laki2 itu emang mau nikahi meski belum hadir cinta ya gpp, karena dalam Islam cinta juga bisa hadir setelah halal. Tapi hampi beda tipis sama budaya timur (bukan Islam orang menikah zaman dahulu karena darah dan golongan. Islam hadir untuk mengubah itu, dan menikah karena Agamanya (sabda Nabi). Karena, jika orang yang mencintai Allah pastilah dia akan menikahi wanita karena perkara Ibadah, beribadah kepada Allah. AKu yakin cinta itu pasti muncul jika dilandasi oleh itu. Tapiiiii ada juga orang yang bsisa mencintai sebelum menikah, layaknya cerita Layla Majnun.
Sekarang konsep jodoh, maaf aku sedikit berbeda pandangan tentang konsep jodoh dengan apa yang diutarakan oleh bang Alif hoho. Tapi bukan berarti aku ini benar yah, Cuma beda pandangan, bisa juga salah, maaf.
Dalam Islam konsep jodoh di Al Quran di bahas oleh satu ayat “Orang yang baik akan di dekatkan oleh orang yang baik,begitu sebaliknya” (ini bukan isi surahnya yah, ini Cuma pemahamanku secara singkat). Jodoh itu menurut aku ada dimana-mana, bisa jadi tetangga kamu, teman kamu, senior kamu, bahkan belum ada di dunia wkwk. Siapa aja bisa jadi jodoh karena slot nya ada 4 (empat). Karena apa? Orang yang disebut jodoh itu ketika kita sudah ijab Kabul dan sah secara agama, itulah jodoh. Seseorang yang menjadi rekan hidup. Nah beda lagi sama cinta, bisa jadi kita menikahi seseorang menjadi jodoh kita tapi kita tida cinta, ada? Banyak, kaya yang pernah aku jelasin di atas, tentang nilai-nilai cinta. Jodoh itu pasti di sekitar kita, nih ya kalo kita gaul di pengajian tarekat pasti kita dapet yang sekolam tempat pergaulan kita, kalo kita gaul dan kerja di diskotik bisa aja jodoh kita orang yang berbau dunia malam. Bahkan anak DKV bisa sama anak DKV atau teman kecil dll, pokoknya yang terikat sama hubungan hidup kita (ini bahasan yang baik untuk yang baik).
Berbeda dengan cinta, kalo mengutip dari Sujiwo Tedjo “Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak bisa kau rencanakan cintamu buat siapa. Menikah itu nasib, mencintai itu takdir.” Nah orang yang paling beruntung di dunia ini adalah orang yang menikahi orang yang mencintai (aku pernah menemukan) di dalam keluarga itu pasti selalu adem, meskipun kaya atau miskin, bahkan belum pernah sampai bertengkar hebat ala rumah tangga. Kalau di dunia barat di sebut sebagai Soulmate.
Lalu bagaimana orang yang menikahi orang lain bukan kita cintai? Ini yang menentukan antara cinta atau egoism negative. Tiang nya adalah ibadah, menikah itu ibadah bukan arena sacral buat ngenthu. Jadi kembali lagi, menikahi orang itu karena ibadah sama seperti sholat Jumat, dll. Tapi kalo nasibnya kita ibadah dengan orang yang tidak kita cintai y awes terima, karena itu juga bentuk kedewasaan bentuk rasa cinta kepada Allah SWT yang perlu ditingkatkan.

Tapi untuk orang yang menikahi orang yang dicintai, harus berbahgia dan lebih tawadhu, karena teman hidup bukan seperti cerita dongeng. Menyatukan dua insan itu untuk menghadapi masalah Bersama-sama seperti kutipan spiderman “Anugerah yang besar dituntut tanggung jawab yang besar”.
Kembali ke jodoh, yup begitulah jodoh, terus kalo cerai gimana? Dia udah bukan jodoh mu lagi, kenapa bisa cerai? Sebab dia kalah dengan ego serta nafsunya sendiri. Kok bisa? Iya lah karena mungkin saja mereka menikah karena sebuah nilai2 kapital atau sebab lain sehingga cintanya luntur.
Jadi cinta dan mencintai itu keadaan langka, bener kata bang alif dalam cinta itu yang bisa sampe kita rela berkorban tanpa itung2an itu bisa jadi adalah cinta. Nah bersyukur sih yang belum pernah mencintai atau yang sedang mengalami cinta murni, karena itu langka. Zaman sekarang orang menikah itu kebanyakan karena tuntutan keluarga, umur, bahkan harga diri. Ya sah sah aja, kan menikah itu ibadah. Tapi resiko aja jika kita menikah karena seperti itu, takut selama perjalanannya berbeda pandangan berbeda nilai. Kasian anak nya nanti bakal memandang cinta lebih buruk karena refleksi dari kedua orang tuanya. Intinya,harus bijaksana dan mendewasa, gpp nikah buakn sama orang yang dicintai, tapi dengan satu syarat harus mencintai Allah SWT untuk mencapai Muhabbah. Jadi cinta itu apa?

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d