Pada malam suntuk, seirama dengan deru kencang roda besi berbaris mengarah pulang. Di balik jendela terdapat basah air langit, lambaian tatap tersamar oleh sekat waktu. Bagaimana gores senyum dari bibir tergambar pada malam sendu. Ada kibasan rambutnya dari tiap lampu-lampu yang lewat. Pada malam mana lagi mencari? Semua hanya tentang rupa sayang. si bodoh hanya mencari malam, tapi yang nampak hanya sekelebat lentik bulu matamu. Tidak, si bodoh itu hanya angan dari sepoyan angin malam sendirian.
06/2018
Waiting for April edition.. Cheer up for your thesis, you can do your best 😉
ReplyDeleteBiru? itu warna kesukaan saya, terima kasih sudah meninggalkan jejak dan meyakinkan saya blog ini bukanlah planet mars,
DeleteAkhirnya, saya juga begitu nyaman dengan Mars.