Semestinya tidak kau tunjukan rupa, Saat pandang mata bercumbu ria dihadap semesta, Kau adalah semburat cahayanya yang menebar rasi-rasi atas rasa-rasa kata, Tidak tertulis atau tertitah dalam buku-buku, Begitu pun kau tak bicara namun bersemayam sudah lekas tuturmu serta aksara-aksara rindu tak pernah diucap dahulu, Saat kupandang kembali, Benar, kau juga apa-apa yang pernah ku andaikan sebelumnya, Tapi ku tidak cinta kau, Aku mencintai Tuhan, dan kau adalah ayat-ayat tidak tertulis dari-Nya, Juga, melaluimu ku semakin melihat kecantikan-Nya, Meski manusia-manusia menolak akan keyakinan ini, Harus kah ku beri alasan? Tidak, Dirasa dan merasa hanya qolbu yang menuainya, Begitu kata cinta, tertulis jelas merambah makna, Kau makna salah satu atas kebesaran-Nya, Mengetuk jingga, merah, biru, pelangi dalam jiwa yang ke-abu-abuan, Semesta kini menyaksikan, mataku matamu bersatulah.. Dalam pandang cinta kasih dari Sang Maha Kuasa, Masih terbuai kini kekasih.. Bersemayamlah dalam bunga-bung...