Skip to main content

Stories about Rainbow in the Night : Another Story






Ruang kost bersuara teduh karena suara sawah di malam hari mengisi pekat dalam ruang. Tidak heran, karena kamar tersebut dekat sekali dengan sawah, sesekali mampu merelaksasi bagi siapapun yang mendengar suaranya yang begitu alami. Kamar-kamar kost yang memanjang memberikan karakteristik tersendiri bagi dusun kampung tersebut. Salah satu kamar kelambunya terbuka, kamar tersebut berwarna cat biru sedikit kusam menandakan suasana bersahabat bagi orang yang tinggal di dalamnya. Tapi suasana tersebut berbanding terbalik dengan penghuninya.



Laki-laki yang sedang sibuk berdansa dengan jemarinya di atas keyboard laptop dengan cekatan. Terlihat sibuk sekali, namun sesekali tiap ketikannya di hapus. Dia tidak seirama dengan suasana malam itu. Dilanda keresahan karena kesulitan menemukan akhir dari bukunya. Meskipun suara lagu instrumental melantunkan merdu musik. Masih saja, dia masih sulit mengambil kesulitan dari tulisannya. 


Setya, laki-laki berbaju orange yang tengah duduk dan mengetik tersebut memang sedang mencari sebuah bayangan Imajinasi untuk menyelesaikan Novelnya. Sesekali dia, menyeruput kopi yang menjaga dia sampai dini hari. Sebuah Novel cinta yang ia tulis sudah menemui babak terakhir, namun dia bingung bagaimana membuat kesimpulan tentang cinta. Setya merupakan salah satu mahasiswa perantau dari sekian banyaknya mahasiswa yang berhijrah di kota Gudeg.

Tulisan yang mengambil tema romance itu, terkadang membuatnya frustasi. Karena dia juga bingung dengan apa yang namanya cinta. 

Kemudian dia keluar rumah menuju selasar halaman yang terlihat hamparan sawah yang berjajar. Dia duduk di pembatas pagar beton untuk sekedar merenungkan makna. 

Langit yang nampak kebiruan bagai lautan bintang dan di temani kunang-kunang di hamparan sawah, membuat pikiran Setya mulai menguap menjadi kristal-kristal imajinasi. Dia kembali mengingat tentang masa lalu. 

Cinta pertama, kata itu yang dibayangkannya selepas berjalannya malam.


- Download PDF -
Click here

"Cerita ini adalah fiktif belaka, jika ada kesamaan tokoh, peristiwa, tempat dan orang di dalam ini, berarti fakta"





Saya butuh apresiasi pembaca di kolo komentar, baik kritik maupun saran..

Terima kasih

Comments

Popular posts from this blog

Di Atas Motor

Sebab kau yang selalu berbicara, melalui hening dan hembusan angin di atas roda besi adalah bisikan termanis di dalam ruang dan waktu. 01-12-18

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black)

Review Buku: Sejarah Dunia yang Disembunyikan (Jonathan Black) Oleh: HSA Setelah satu bulan akhirnya selesai juga buku tebal ini yang menyamakan rekor oleh bacaan sebelumnya (Sejarah Tuhan/Karen Armstrong). Banyak situasi unik tentang buku yang saya bawa ini jika diketahui oleh teman-teman. Yup tidak lain tidak bukan karena sampul buku ini menggambarkan simbol-simbol "segitiga mata satu", terkenal dengan cerita konspirasinya. Banyak kerabat yang mengernyitkan dahi, atau menampilkan wajah keanehan terhadap buku yang saya baca ini. Saya tidak heran, sebab sebelumnya saya juga memiliki pandangan yang sama, "wah ini buku konspirasi besar sekali!!". Kalau dibilang betul sekali, bagi seseorang yang alur bacanya sudah mengenal simbol-simbol ini, pasti landasan empirisnya berpacu pada konspirasi dunia. Jika kalian suka itu, bacaan buku ini menjadi kitab besar "konspirasi dunia" MESKI.. setelah anda baca ini, anda mampu tercerahkan dalam beberapa ha

Review Film: Yowis Ben 2 (2019)

Yowis Ben 2 Dir: Fajar Nugros, Bayu Skak Film ini akhirnya berhasil mendapatkan sekuelnya setelah berhasil menkapalkan penonton hingga 100ribu-an dan memenangkan penghargaan di Festival Film Bandung. Kelanjutan dari Yowes Band pada lulus dari sekolah yang membuat para personel hampir bingung dengan masa depannya. Hingga akhirnya, Bayu dkk berniat untuk membesarkan bandnya dalam skala Nasional. Mereka bertemu dengan Cak Jon seorang Manajer (yang katanya) bisa membuat Yowes Band tambah terkenal. Mereka pun berniat ke Bandung dan 70% film ini berjalan dramanya di Bandung. Yowis Ben 2 sebenarnya memiliki potensi besar dalam menggali nilai kreativitas secara kultur sehingga film ini memiliki wacana yang jelas kepada penonton, apalagi dengan konsep berbahasa daerah. Sangat dibilang langka agar diterima oleh banyak orang. Namun penyakit sekuel film Indonesia masih di situ-situ saja, ya mungkin karena industri komersial yang sangat menomorsatukan laba. Untuk ukuran naratif cukup menghibur d