Pada langkah resah yang dalam, kabut tipis-tipis hingga gerimis mulai menghitung jamak waktu. Kakek tua itu masih menunggu, seminggu sekali. Di stasiun tidak berpenghuni. Hanya tanaman rambat dan dinosaurus yang sedang memburu burung dara. "Hidup tak lagi hidup,pertemuan adalah ombak yang berdebur, dan engkaulah pantai dari sisa fatamorgana" Kakek tua meracau sambil menebar bunga di karatnya jalur besi kereta. Hingga kawanan meteorid menimpa sang kakek dan dinosaurus.Hanya ada ingatannya yang terus menggebu. St.Lempuyangan,2015
Jika jarak, waktu, rindu bertumpuk jadi satu. Teruntuk Tuhan dan ciptaannya, tak dapat dirasa oleh mata dan diraba oleh sentuhan. Maka jemarilah yang bertindak mewakili isi hati.