Kekasihku adakah kau tahu bagaimana aku menggenggam tanganmu meski kau berada di kejauhan? Mudah saja, aku selalu membayangkan kemungkinan-kemungkinan abadi bersama dirimu. Bagaimana kita memulai hidup, menjalani, serta mengkhayati perjumpaan. "Mungkin" memang kata yang terkesan penuh keraguan, pengecut, atau berisi ketakutan. Kau tahu, menurutku kata mungkin adalah sebuah pengharapan, dan doa dari terhindar dari segala macam ketakutan yang berselimut. Tentang masa depan, jarak dan waktu. Aku sematkan kata "mungkin" karena aku membayangkan kita telah melampaui ruang dan waktu, memandang kedepan dari seharusnya, tentang skenario bagaimana kita bersama untuk waktu yang lebih lama. Kamu tahu, aku tidak sempurna, penuh cacat dimana mana, berisi rasa sepi, sedih, dan luka. Tapi aku ingin memberikan kesempatan kedua pada langkah hidup yang semakin tidak dapat diprediksi. Kata "Mungkin" juga berarti aku bersepakat pada takdir sekaligus skenario Tuhan, bagaimana...
Jika jarak, waktu, rindu bertumpuk jadi satu. Teruntuk Tuhan dan ciptaannya, tak dapat dirasa oleh mata dan diraba oleh sentuhan. Maka jemarilah yang bertindak mewakili isi hati.