Ngaji Filsafat: Semiotika (Charles Pierce) Oleh: FF Kebenaran menurut beliau sangat komplek di dunia ini. Tidak bisa dijeniskan pada induksi atau deduksi. Charles membuat kemungkinan Abduksi sebagai sebuah pilihan kebenaran yang pragmatis dan simplicity. Kebenaran pun terbagi dua transendental dan kompleks. Di mana transendental bersifat melekat pada obyek sedangkan complex melalui argumen2 yang nanti akan terbagi kembali. Seorang filsuf dalam tahapannya harus memiliki curiousity yang mendalam. Pada titik doubt ia akan terus bertanya dan mengelola kembali dengan rangkaian pikiriannya sendiri. Kalau sudah bertemu dengan ilmu yang dimaksud itu dinamakan moment of eureka. Seperti "Oalah gitu toh, ah iya akhirnya paham". Itu yang membuat ilmu menjadi lebih nikmat. Tentang semiotika ini akhirnya mempengaruhi dalam telaahnya soal pragmatisme kebenaran. Saya sebut di sini ada trikometri simbol. Qualisign, Sigsign, dan Legisign. Representamen, obyek dan intrepretan kurang lebih sama ...
Jika jarak, waktu, rindu bertumpuk jadi satu. Teruntuk Tuhan dan ciptaannya, tak dapat dirasa oleh mata dan diraba oleh sentuhan. Maka jemarilah yang bertindak mewakili isi hati.