Gumuk pasir di pesisir Yogya, Butir-butir kristal memercahkan purnama baru, Tuan Puteri bermahkota awan kelambu, Masihkah dia teruntuk senja? Buih biru beracu-padu dalam senangnya bercinta, Percikan refleksi mentari bercerita tentangnya, Angin, Awan Sayup-sayup bernyanyi diorama-diorama Tuan Puteri Puteri masih berdiri. Kata tuan tak mampu membisikkan arti, Puteri gumuk pasir, Berpuisi demi cinta kasih, dalam rindu kata Tuan bertepi 08.03.16
Jika jarak, waktu, rindu bertumpuk jadi satu. Teruntuk Tuhan dan ciptaannya, tak dapat dirasa oleh mata dan diraba oleh sentuhan. Maka jemarilah yang bertindak mewakili isi hati.