Malam ini tiada luas sanubari menabur cinta, Tanganku seirama menggenggam butir-butir pasir kesesakkan, Pada suatu jalan yang lurus ditempah lubang-lubang tak berkesudahan, Aku masih saja menyeret, memaksa, berjalan kaki. Pria romantika balutan kepahitan, Disusur segala jelaga riuh, angin barat menyembiru menunggu badai berjalan di tempat. Saat kasih datang menjelma rindu tak tahu pilu, Maka cinta hanyalah bualan roma-roma kesakitan manusia, Aku masih belum tahu cara tuk mengobati, Pada cinta sejati melihat dirimu sendiri, Apakah ia yang datang dan pergi? Atau ia yang menetap tapi menjauhi? Nasib menjadi pria romantika, Dibawanya keabadian dalam punggung, menjajakannya setiap waktu. Sebab wanita terkasih, hanya memberi keabadian pada ia yang mampu menghadirkan bunga mawar dalam diri. 30.08.2020
Jika jarak, waktu, rindu bertumpuk jadi satu. Teruntuk Tuhan dan ciptaannya, tak dapat dirasa oleh mata dan diraba oleh sentuhan. Maka jemarilah yang bertindak mewakili isi hati.