Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2021

Hari Kebebasan

Aku yakin ada hari di mana manusia bisa merasakan bebas secara penuh tanpa rasa manipulatif, sehingga dia tidak merasakan sebiji kekhawatiran tentang dirinya di kemudian hari. Ada hari di mana manusia merasakan kebebasan. Tanpa berencana, menghitung jatah-jatah kehilangan, atau sekedar mengumpulkan uang sebagai bentuk normatif bahwa kita adalah manusia terkini, bukan pengangguran. Hari itu akan hadir pada sela-sela ketakutan,namun setelah itu dia timbul menjadi perasaan penuh, mencintai sekelilingnya dan merasakan empati, simpati tiada batas. Hari itu ialah sehari sebelum kiamat. Di mana berita-berita akan selalu meneror hari-hari, tentang bencana yang akan dihadapi pada hari kiamat besok. Ilmuwan mencari cara bagaimana menunda kiamat, pemeran agamawan-agamawan mengutuk bumi tentang azab-azab perlakuan manusia, berita gosip sibuk meliput persiapan selebritis-selebritis dalam menghadapi kiamat, ada yang sudah punya doom anti kiamat, ada yang menangis sesegukan, ada yang sibuk membuat su

Ingatan Buku: Laki-laki Memang Tidak Menangis Tapi Hatinya Berdarah, Dik

Ingatan Buku: Laki-laki Memang Tidak Menangis Tapi Hatinya Berdarah, Dik Oleh Rusdi Mathari Saya kenal buku beliau dari sebuah tulisan di mojok.co kemudian ke buku "Pintar saja tak punya, apalagi bodoh". Sebelum akhirnya beliau sudah selesai dengan kerlap kerlip dunia. Buku terakhir almarhum ini, menjadi sebuah penutup tulisan tentang afeksi perasaan seorang laki-laki, betapa melankolinya beliau terhadap perempuan dan lingkungan sekitar. Melalui visual, pandangan mata kemudian ia berkontemplasi pada setiap perasaan yang terjadi. Saya pernah merasakan ritme itu, seakan semesta memeluk diri, berirama pada ingatan masa kemudian menari-nari di dalam imaji. Aku paham tulisan yang mengantarkan pada metafora-metafora seakan menjadi "lebay", namun berbeda pada buku ini, justru di dalamnya penuh kesederhanaan, dan keromantisan. Apa itu "Alay"? seolah tiap kata-kata buku ini membawa saya kembali pada setiap bayangan gambar diri.  Itulah gambaran sisi fem

Ngaji Filsafat: Ideologi (Loise Althusser)

Ngaji Filsafat: Ideologi (Loise Althusser) Oleh FF Ideologi merupakan sebuah paradigma yang diterapkan secara "maklum" oleh masyarakat. Ideologi tidak merepresentasikan dunia nyata, ia berawal dari bayangan imajiner "orang", kemudian dirumuskan dan diterapkan pada kehidupan, apakah ada kecocokan antara dunia nyata atas pemikiran imajinernya tersebut. Jika akhirnya pemikiran itu bisa adaptif, disebarluaskan, lalu menjadi aturan dasar hidup, maka ia sudah menjadi ideologi. Intinya ideologi merupakan kesepakatan bersama dalam bermasyarakat dan menjadi asas dasar sebuah aturan atau "pemakluman" cara hidup bermasyarakat. Beda negara, beda ras ada cara hidup yang berbeda dari tempat kita tinggal. Persis dengan hegemoni, ideologi ini merupakan alat utamanya yang berakar dari basic-structure dan super-structur. Tidak mungkin individu tidak nemiliki ideologi, manusia sejak lahir secara sadar atau tidak sadar dilatih untuk menerima ideologi dimulai dari

Ingatan Filsafat: Hegemoni (Gramsci)

Ingatan Filsafat: Hegemoni (Antonio Gramsci)  Oleh FF Hampir satu bulan lebih saya absen dalam belajar Filsafat. Ada banyak faktor, sih, kenapa itu bisa terjadi. Dari semua tahapan proses belajar. Tahap konsistensi merupakan bagian tersulit. Semoga kita diberikan kekuatan untuk melalui tahap kejenuhan.  Okey, saya akan coba mengingat kembali apa yang saya pelajari tentang satu kata yang paling dekat dengan kita namun tidak terlihat. Ya mungkin bisa dibilang ia nomor 3-4 lebih dekat, soalnya nomor 1 Tuhan haha...  Yaitu Hegemoni. Kita sering dengar satu kata sakti itu. Pernah ga sih kita melakukan sesuatu karena orang lain juga melakukan dan kita sadar itu suatu bentuk kewajaran, yaitu common sense. Common sense ini berupa bentuk keyakinan, kepatuhan, budaya maupun tradisi sehari-hari yang kita lakukan dan maklumi. Sadar ga, kalo common sense ini merupakan bagian dari hegemoni itu sendiri, di mana ketika kita melakukan ini secara tidak sadar maupun sadar tapi dengan kesadara